Pages

Translate

Selasa, 02 Agustus 2016

Memilih PH

Berkaitan dgn cerita ini, penting sekali untuk memulihkan luka batin sebelum menikah, bahkan sebelum pacaran..memang latar belakang bs mempengaruhi..namun hati yg disembuhkan Tuhan dr perfeksionis dll itu bisa membuat kita kuat dlm pernikahan, bahkan bisa menguatkan orang2 lain..
Bersama Kristus, luka bs berubah jadi berkat..
Tidak mudah memang, perlu proses panjang, namun berakhir indah seperti pelangi sehabis hujan..
😃

Salah Memilih Pasangan Hidup, Duka Berkepanjangan

Reni, demikian saja kita namai wanita tersebut, adalah seorang istri yang telah menikah lebih dari 10 tahun. Namun Reni mengatakan bahwa ia sudah lelah hidup bersama dengan suaminya. Ia ingin lari darinya. Mengapa Reni yang cantik itu merasakan hal demikian ? Mereka memang telah menikah lebih dari 10 tahun, namun selama 10 tahun itu ialah yang berjuang keras untuk bekerja. Suaminya yang sebenarnya sama-sama teman satu kuliah, tidak mampu menghasilkan uang. Mereka membangun usaha mandiri, akan tetapi selama ini suaminya lebih banyak “sibuk” tapi tidak menghasilkan apa-apa. Dari produksi hingga pemasaran, Reni lah yang bekerja. Sekalipun begitu, suaminya sering menggunakan uang tanpa membuat perhitungan yang baik. Kalau Reni mencoba untuk bertanya untuk apa uang yang diambil, suaminya akan marah besar. Memang suaminya pemarah. Sedikit-sedikit akan meledak. Pegawai-pegawai perusahaan merasa sangat tertekan bila suami Reni di kantor. Jadi sehari-hari Reni merasa menjadi pelampiasan kemarahan, dan merasa menjadi sapi perahan. Yang paling menyakitkan, suaminya pernah selingkuh. Dan perselingkuhan itu dilakukan dengan seorang klien mereka. Klien itu diajak oleh suaminya pergi keluar kota untuk urusan bisnis, tentu saja tanpa sepengetahuan Reni. Malangnya, Renilah yang memesankan hotel setiap kali suaminya pergi dengan klien tersebut. Kejadian perselingkuhan itu tidak hanya sekali saja. Reni memang luar biasa. Dalam kondisi seperti itu, ia tetap berusaha menghormati suaminya dan tetap belajar mengasihinya. Semua dilakukan dengan harapan suaminya akan berubah. Namun setelah berjalan lebih dari 10 tahun, suaminya tidak berubah. Dan saat-saat ini Reni merasa sangat lelah dengan kehidupan rumah tangganya. Apakah Reni menikah karena terpaksa ? Sebenarnya tidak. Reni menikah dengan pacarnya. Suaminya adalah satu-satunya pacarnya. Lalu mengapa bisa terjadi demikian? Hal tersebut karena dulu pada waktu pacaran , Reni tidak melihat secara mendalam keadaan pacarnya tersebut. Reni berasal dari keluarga kelas bawah. Orang tuanya bekerja keras untuk bisa menyekolahkannya. Sejak kecil Reni sudah bekerja keras. Sementara itu suaminya berasal dari keluarga kaya. Suaminya tidak terbiasa bekerja. Semuanya sudah disediakan. Tapi selain itu, orang tua suami Reni bukanlah pasangan yang harmonis. Ayah suami Reni seorang pemarah. Di rumah biasa bicara keras dan berteriak, baik kepada istri maupun kepada anak-anaknya. Jadi suami Reni tidak merasa dikasihi dan tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Caranya berkomunikasi adalah berteriak dan marah. Ketika mereka berpacaran Reni tidak melihat keadaan keluarga ini memberi pengaruh kepada suaminya. Dulu yang dilihatnya, suaminya seorang yang ganteng dan pinter. Lebih dari itu suaminya orang yang murah hati, bukan hanya kepada dirinya, tetapi juga kepada teman-teman di kampus. Mereka sering ketemu, akan tetapi Reni tidak melihat lebih dalam kehidupan pacarnya, dan tidak berpikir bahwa relasi dengan keluarga itu memberi pengaruh yang besar pada diri suaminya. Begitu mereka menikah, Reni baru menyadari bahwa suaminya ternyata orang yang tidak mampu bekerja, tidak mampu memimpin, pemarah, boros, dan selingkuh. Seandainya dulu Reni memberi perhatian lebih dalam hidup pacarnya, pastilah dia terhindar dari pernikahan yang menyedihkan seperti ini. Sebenarnya dulu, ada seorang pembimbing rohani yang meminta Reni mempertimbangkan dengan seksama pilihannya. Pembimbing itu melihat bahwa pacarnya tidak cukup dewasa. Akan tetapi karena Reni tidak merasa melihat hal itu, maka dia tidak percaya. Jadi dia nekad menikah. Sekarang dia baru mengerti betapa tepat penglihatan pembimbing itu. Agus sudah menikah sekitar 7 tahun. Hari-hari ini dia nampak murung. Setelah beberapa waktu dia bercerita mengapa dia murung. Istrinya minta rumah, dan tidak mau lagi tinggal di rumah yang mereka pakai saat ini. Sebab itu rumah milik sepupu Agus yang dipinjamkan. Istrinya tidka mau berlama-lama di rumah pinjaman. Yang menjadi masalah Agus adalah bahwa dia sekarang tidak memiliki uang, sebab uang tabungannya telah dipakainya membangun rumah. Tapi rumah itu ada di tanah mertuanya. Dulu ketika orang tua istrinya menawarkan untuk membangun rumah di halamannay, Agus sebenarnya tidak setuju, takut kalau di kemudian hari terjadi masalah. Namun istrinya memaksa. Yang penting punya rumah dulu, demikian katanya. Akan tetapi ketika rumah itu sudah akan finishing, istrinya ribut dengan kedua orang tuanya. Dan untuk itu ia tidak mau menempati rumah yang akan segera selesai itu. Padahal uang Agus sudah habis. Sekarang istrinya minta untuk membeli rumah. Agus bingung. Belum cukup uang untuk uang muka. Istrinyatidak mau tahu, bahwa dia baru saja pindah kerja dan belum cukup punya tabungan. Istrinya bilang, bahwa tugas suami menyediakan rumah bagi keluarga. Setelah menikah Agus baru mengenal kalau istrinya seorang yang bersifat memaksa dan serba ingin dilayani dan dituruti. Istrinya sulit memahami keadaan. Kalau sudah ingin, harus terlaksana. Nanti ada keingian lain, juga harus terlaksana. Sekalipun itu bertentangan dengan keinginan pertamanya. Agus sangat tertekan berelasi dengan istrinya. Bagaimana sejarah pacaran Agus ? Agus berpacaran selama 2 tahun, selama itu dia mengenal istrinya sebagai wanita yang baik. Istrinya pernah cerita bahwa ayahnya mendidik dengan keras dan sering memaksakan kehendak. Agus tidak merasa itu sesuatu yang serius dan berpengaruh kepada istrinya. Ada yang pernah mengatakan bahwa kepribadiannya sangat berbenda dengan istrinya. Dia begitu halus, sedang istrinya keras. Tapi dia tidak melihat hal itu. Dia merasa sangat mencintai pacarnya itu. Karena itu dia memutuskan untuk menikah. Setelah menikah Agus baru tahu bahwa bagaimana mertuanya memperlakukan istrinya dulu telah membentuk kepribadian istrinya. Dan sekarang ia merasakan akibatnya. PELAJARAN 1. Sebelummenikah kenali calon pasangan kita. 2. Kenali kepribadiannya secara utuh, dan terutama kenalilah sejarah keluarganya dan perkembangan hidupnya. 3. Sadari bahwa selama berpacaran mata batin sering lemah. Lebih kepada mata fisik, sehingga kepribadian yang lebih dalam seringkali tidak terlihat. 4. Penting mendengar pendapat orang-orang dewasa yang bijaksana untuk membuka mata batin kita. 5. Kesalahan memilih akan berakibat duka berkepanjangan.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/gunawansriharyono/salah-memilih-pasangan-hidup-duka-berkepanjangan_55100d168133118b38bc61b6


Tidak ada komentar:

Posting Komentar