Pages

Translate

Minggu, 18 September 2016

Kapan Sebaiknya Mulai Berpacaran? by mas Gun

Tulisan ini tulisannya mas Gun..
Jgn lupa dengerin 94,3 fm or 846 am dr solo..
atau streaming www.jogjastreamers.com immanuel radio..
tiap senin jm 8-9 malem WIB...

Kapan sebaiknya berpacaran? Ini pertanyaan yang sering kali ditanyakan oleh pemuda-pemudi yang memikirkan relasi pria wanita secara serius. Orang yang bertanya demikian setidaknya tidak mau asal-asalan dan sudah berpikir bahwa pacaran bukanlah sekedar relasi karena dorongan rasa tertarik. Sebelum sampai kepada jawaban kapan berpacaran perlu dimengerti apa itu berpacaran , baru setelah itu bisa dimengerti kapan sebaiknya berpacaran. Pemahaman dasar tentang pacaran. Apa itu berpacaran? Ada yang beranggapan berpacaran adalah relasi pria dan wanita yang didasarkan cinta di luar pernikahan. Apakah itu nanti berujung ke pernikahan atau tidak adalah urusan nanti. Demikian juga relasi antara pria dan wanita yang masing-masing sudah menikah juga sering disebut berpacaran. Asal ada cinta dan sepakat untuk berelasi, maka jadilah relasi berpacaran itu. Dengan pengertian seperti itu maka seseorang mulai berpacaran pada saat mulai tertarik kepada lawan jenisnya. Karena ukurannya tertarik, maka tidak heran kalau anak yang masih bersekolah di Sekolah Dasar sudah berpacaran. Dan tentu dengan kondisi demikian banyak orang berganti-ganti pacar sebelum masuk dalam pernikahan. Pemahaman berpacaran seperti ini bisa menimbulkan persoalan. Persoalan pertama, relasi pria wanita bagaimanapun mengandung unsur relasi fisik. Apabila relasi itu sudah terjalin sejak muda, akan sangat sulit untuk tidak terjadi relasi fisik. Maka seseorang sudah mengalami relasi fisik sejak sangat muda sekali. Kedua, karena panjangnya waktu berpacaran menyebabkan bisa berganti-ganti pacar. Apabila sudah terjadi relasi fisik, maka seseorang akan punya pengalaman berelasi fisik dengan berbagai macam orang. Hal ini tentu akan membentuk kebiasaan, dan akan membahayakan apabila menikah. Dia bisa tidak puas dengan pasangannya. Ketiga, dengan membangun relasi atas dasar rasa tertarik saja dan bisa berganti-ganti, bisa menimbulkan kesulitan memahami perasaan tertarik yang bisa membawa relasi seumur hidup. Karena itu berpacaran yang didasarkan untuk terjalinnya relasi karena perasaan tertarik bukanlah pengertian yang baik. Pengertian yang disarankan. Pacaran bukanlah lembaga yang disediakan untuk terjalinya relasi pria dan wanita yang mengikat secara penuh. Lembaga yang menjadi wadah relasi pria wanita yang mengikat adalah pernikahan. Dan di dalam pernikahanlah segala aktivitas pria dan wanita yang menyatukan ke 2 nya bisa dilakukan, seperti relasi seksual, relasi ekonomi bersama, relasi sosial bersama, dll. Pernikahan itu juga dimaksudkan sebagai relasi yang mengikat seumur hidup dan di dalamnya di harapkan akan hadir anak-anak yang akan dididik dan dipersiapkan untuk kehidupan yang mandiri dan bertanggung jawab. Untuk terjadinya penikahan yang sehat perlu ada kesepakatan untuk menikah, persiapan dan pendalaman pengenalan. Maka pacaran adalah relasi pria dan wanita setelah sepakat untuk menikah dan sedang mengadakan persiapan dan pendalaman pengenalan dalam rangka kesatuan dalam pernikahan. Maka pacaran tidak cukup hanya didasarkan kepada rasa tertarik saja, tetapi memerlukan unsur-unsur lain yang akan menentukan sukacita relasi yang akan berlangsung seumur hidup.   Unsur dalam Menentukan Kapan Pacaran Karena pacaran adalah relasi hasil kesepakatan untuk menikah dan masa persiapan, maka seseorang perlu menyiapkan dirinya untuk menuju ke pernikahan. Untuk itu diperlukan beberapa unsur yang menjadi pertimbangan. Biologis.      Usia biologis berapa yang baik untuk menikah? Berdasar perhitungan medis disarankan usia 25 atau 26. Pada usia itu alat-alat reproduksi sudah matang dan masih bisa memiliki 2 sebelum sang wanita memasuki usia berisiko untuk hamil. Psikologis      Seseorang keluar dari masa remaja pada usia sekitar 18- 20an. Maka pada usia 25-26 tahun ia telah mulai matang berpikir. Pada saat itu ia sudah bisa bertanggung jawab untuk menentukan apa yang harus dilakukan dengan akibat-akibatnya. Karena itu pasa usia ini seseorang sudah siap untuk menikah. Ia tidak lagi menjalin relasi hanya didasarkan pada perasaan atau gejolak masa pubernya. Sosial ekonomi       Pernikahan mensyaratkan kemandirian secara sosial ekonomi. Ia bertanggung jawab untuk mencuukupi dirinya sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Tidak baik orang yang menikah masih bergantung kepada orang tua.       Demikian juga ia akan memisahkan dirinya dari orang tua dan berada di masyarakat sebagai unit baru , ditandai dengan punya kartu keluarga yagn terpisah dan diharapakan tentunya juga punya rumah yang terpisah. Untuk itu seseorang diharapkan sudah bisa membiayai dirinya sendiri dan keluarganya.       Rata-rata orang lulus S1 pada usia 22-23. Jika ia lansung bekerja maka pada usia 25 baru bisa menata ekonominya . Sebelum itu tentu agak sulit untuk mengatur ekonomi. Dengan asumsi tersebut, maka secara sosial ekonomi kurang baik menikah di bawah 25. Kecuali bisa bekerja lebih awal. Demikian juga kalau pada usia 25 ternyata keadaan ekonomi belum mapan, maka kurang baik untuk menikah pada usia tersebut. Perlu menunggu waktu lebih lagi   Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, pernikahan sebaiknya dilakukan pada usia 25. Lalu kapan sebaiknya berpacaran? Dengan memperhitungkan pengenalan dan persiapan, baik kalau pacaran dimulai usia 21atau 22. Apa Yang Dilakukan Dalam Berpacaran? Berpacaran bukanlah kesempatan untuk berduaan untuk bermesraan dengan berciuman atau relasi fisik lainnya. Berpacaran adalah pengenalan dan persiapan pernikahan. Setelah seseorang jadian, baik kalau menjadikan waktu-waktu awal untuk peneguhan akan keputusan yang telah diambil. Lakukan relasi untuk mengenal hidupnya sehingga benar-benar bisa mencocokan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Apabila benar-benar sudah tepat, maka relasi bisa diteruskan. Selanjutnya pakailah untuk mengenal lebih dalam lagi. Pengenalan ini bukan untuk menentukan ya atau tidak, tetapi untuk bisa berelasi dengan baik. Biasanya akan terjadi percecokan. Percecokan ini bisa dipakai untuk mempelajari kehidupan calon pasangan. Mengapa dia bersikap begini begitu. Mengapa saya berespon seperti ini dan itu. Selanjutnya apabila sudah mengenal lebih dalam , pakailah waktu yang ada untuk mempersiapkan pernikahan. Belajar apa itu pernikahan, apa saja tanggung jawab, dan bagaimana berelasi dengan pasangan, juga bagaimana memiliki anak serta mendidikanya. Baik kalau mengikuti bimbingan pernikahan. Banyak orang tidak memeprsiapkan pernikahan dengan baik, padahal ini aalah relasi yagn sangat penting. Pikirkan untuk menjadi sarjana, seseorang telah belajar mati-matian, tetapi tidak banyak yang belajar mati-matian untuk memasuki pernikahan. Kebanyakan orang beranggapan, nanti akan tahun dengan sendirinya. Namun kenyataannya banyak orang tidak tahu bagaimana membangun pernikahan dengan baik, sehingga banyak luka-luka di antara pasangan dan anak-anak mereka.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/gunawansriharyono/kapan-sebaiknya-mulai-berpacaran_5628ba9e56937372160ddee1


Tidak ada komentar:

Posting Komentar