Pages

Translate

Senin, 19 September 2016

Cinta sejati by mas Gun

Kisah 1
Bu Sri telah berusia 60 tahun. Anak-anaknya sudah berkeluarga semua dan karenanya Bu Sri telah diarunai beberapa cucu. Menurut banyak orang , keluarga Bu Sri adalah keluarga yang berbahagia. Hubungan dengan suaminya kelihatan rukun dan menyenangkan.
Akan tetapi tidak ada yang tahu, kalau Bu Sri menyimpan memori. Di tempat yang tersembunyi dia menyimpan satu foto pria. Foto itu kadang-kadang dilihat. Namun segera disembunyikan lagi.
Selain itu, setiap kali ada reuni SMA , Bu Sri selalu bersemangat untuk ikut. Dan dengan cara yang sangat halus ia akan berusaha untuk bisa duduk dekat dengan seorang teman pria. Pria itu adalah yang ada di foto yang kadang-kadang dilihatnya. Ya, Pria itu bernama Anto.
Anto adalah teman sekelas Bu Sri sewaktu SMA. Anto pernah mendekati Bu Sri dan mereka pernah jadian. Hubungan mereka berjalan beberapa waktu, hingga semester awal di PT. Akan tetapi karena jarak mereka berjauhan, mereka jarang berjumpa. Saat itu ada pria yang telah mapan sering main ke rumah. Orang tua Bu Sri sangat senang dengannya, karena sopan, mapan, dan gagah. Sementara itu Anto jarang pulang dan jarang berkirim surat. Sampai akhir kuliah, kabar Anto tidak jelas. Akhirnya karena doronga orang tua nya, Sri tidak bisa mengelak pinangan pria yang rajin mengunjunginya. Pria itu sangat baik, dan menjadi suami yang sangat baik. Akan tetapi dalam lubuk hati yang terdalam Sri, ada seseorang yang tetap tinggal yang sebenarnya dulu dia nanti-nantikan.
Sementara Anto sendiri karena harus berjuang untuk hidup dan kuliah, tidak bisa selalu berpikir tentang Sri. Dan ketika dia selesai kuliah, lalu berkunjung ke Solo, dia mendapat kabar Sri sudah menikah. Anto pun dirundung duka. Namun segera Anto mendapat ganti teman kuliah yang juga seorang wanita yang baik.
Pertemuan dalam reuni memberikan suasana yang tertentu kepada Bu Sri. Rasa yang senang, semangat, dan membuat wajahnya sumringah. Karena itu reuni SMA adalah acara yang selalu dinanti-nantikannya.
Kisah 2
Joko seorang pengusaha yang sukses. Namun dalam usia nya yang sudah 50 tahun, Joko tetap sendiri. Selain harta cukup, Joko seorang yang ganteng, dan baik hati. Banyak sekali wanita, baik muda, maupun seumur, yang mendekatinya. Akan tetapi tidak ada satupun yang berhasil merebut hatinya. Para pegawainya tidak ada yang tahu mengapa Pak Joko tidak mau menikah, padahal tidak kelihatan kalau ada kelainan.
Bahkan keluarganyapun tidak tahu mengapa Joko tidak mau menikah. Mereka hanya tahu Joko punya beberapa teman dekat, dan salah satunya bernama Wulan. Namun sejauh yang mereka tahu, hubungan itu juga hanya hubungan pertemanan biasa.
Joko memang seorang yang tertutup, khususnya dalam hal hubungannya dengan wanita. Hanya beberapa teman dekatnya yang tahu, namun mereka pun tidak mau membuka hal tersebut, demi menghormatinya.
Memang Joko mencintai Wulan. Sayang, Wulan lebih tertarik kepada teman kuliahnya. Wulan hanya menganggap Joko sebagai sahabat baik. Tidak lebih dari itu. Akan tetapi Joko sulit sekali melepas perasaannya dari Wulan. Dia sulit berpindah ke lain hati. Karena itu sekalipun banyak wanita ,bahkan lebih cantik dari Wulan, hatinya tetap melekat pada Wulan. Waktu tidak mengubah perasaannya.
Apakah ke dua kisah tersebut menunjukkan cinta sejati?
MENINJAU ANGGAPAN CINTA SEJATI
Ada beberapa anggapan tentang cinta sejati.
Pertama adalah perasaan tertarik terhadap seseorang dan selalu ingin bersamanya. Tidak ada kebahagiaan kalau tidak dengan dia. Perasaan itu bertahan terus, tidak bisa digantikan dengan yang lain.
Kedua adalah perasaan tertarik kepada seseorang. Perasaan ingin bersamanya, akan tetapi ingin membahagiakannya. Ingin menyenangkannya, dan merasa hanya dirinya yang bisa membahagiakannya.
Ketiga adalah perasaan tertarik kepada seseorang. Perasaan ingin membahagiakannya. Ingin bersamanya, akan tetapi rela tidak memilikinya,asal dia bahagia. Perasaan itu tidak hilang dan hanya untuk dia, namun puas kalau melihat dia bisa menikmati kebagahagiaan.
Ke empat adalah perasaan saling tertarik yang tidak pernah berakhir.Perasaan saling ingin membahagiakan, dan rela bila saling tidak memiliki demi kebahagiaannya. Perasaan itu tetap bertahan dalam waktu yang lama.
Bagaimana anggapan yang seperti itu ?
Anggapan pertama dan kedua jelas bukan cinta sejati, karena unsur keinginan pada diri sendiri lebih kuat. Hal tersebut hanya perasaan egois saja. Perasaan untuk dipuaskan. Sekalipun yang ke dua nampak lebih baik,akan tetapi anggapan bahwa hanya dia yang bisa memberikan kebahagiaan, jelas sikap yang keliru, karena cinta haruslah bertepuk ke dua tangan. Artinya tidak bisa salah satu pihak membuat pernyataan bahwa dirinyalah yang bisa membahagiakan pihak yang lain,sementara pihak yang lain tidak diperdulikan.
Bagaimana yang ke tiga dan ke empat? Mari kita menelitinya
MEMAHAMI CINTA SEJATI
Cinta melampui perasaan tertarik yang lama.
Cinta memang mengandung unsur tertarik, bahkan boleh dikatakan unsur yang penting. Akan tetapi tidak cukup hanya unsur tertarik. Cinta harus dengan kesadaran bisa hidup bersama. Hidup bersama membutuhkan unsur-unsur yang lebih dari ketertarikan. Kemampuan untuk mengerti,kemampuan untuk menerima, kemampuan untuk bertanggung jawab merupakan unsur-unsur utama dalam relasi Ketertarikan kepada seseorang belum tentu disertai kesanggungpan hidup bersama.
Orang yang menyimpan perasaan ( saling ) tertarik setelah saling menikah ( bahkan setelah sekian tahun), bisa memakai hal ini untuk “menghentikan”perasaan tersebut, sebab belum tentu kalau hidup bersama, mereka bisa menikmati kebahagiaan.
Cinta itu untuk membahagiakan
Mencintai itu untuk membahagiakan orang lain. Orang yang mengejar kebahagiaan sendiri adalh orang yang eogis, dan jelas tidak mampu mencintai. Karena itu orang yang kecewa atau sakit hati karena cinta terputus oleh sebab apapun, tidak bisa mencintai. Hanya bisa punya perasaan tertarik yang ingin dipuaskan.
Orang yang memiliki perasaan yang terpendam lama dan masing-masing sudah menikah berada dalam bahaya sedang melukai orang lain.
Perasaan kepada seseorang yang sudah menikah, bisa mengganggu dia yang sudah menikah itu. Kalau dia tidak punya perasaan, dia bisa merasa terganggu kalau tahu masih dicintai ( di”perasaani”). Kalau dia juga masih punya perasaan, maka bisa membuat relasi dengan pasangannya berada dalam bahaya. Relasi itu tidak ditopang oleh perasaan yang utuh. Rumah tangga itu berlobang.
Demikian juga pihak yang memiliki perasaan itu berarti tidak memiliki perasaan yang utuh kepada pasangannya. Rumah tangganya sendiri berlobang. Anak-anak hidup dalam tenda cinta yang tidak utuh. Rumah yang bocor dan dengan demikian sedang menyiapkan anak-anak yang terluka.
Tidak baik pula seseorang membiarkan diri menderita karena cinta tidak sampai. Cinta tidak boleh membuat menderita. Hanya cinta yang sudah dalam pernikahan yang boleh hingga terluka.
Cinta itu berada dalam kebenaran
Cinta itu harus ditopang dengan kebenaran. Tidak boleh melanggar hukum. Seseorang yang terus memiliki perasaan tertarik kepada orang yang sudah menikah tentu melanggar hukum alam.
Pada saat seseorang menikah seharusnya dia memilki hubungan yang eksklusif dengan pasangannya. Kesatuan tubuh tanpa ada kesatuan hati sangat berbahaya. Kesatuan tubuh itu harusnya menyatukan segalanya. Karena itukesaatuan tubuh ada kesatuan roh. Jika kesatuan tubuh itu dinodai oleh tidak utuhnya kesatuan jiwa, maka kesatuan roh tidak terjadi. Dan kesatuan tubuh itu menjadi hambar, tidak berarti. Pernikahan berada dalam bahaya.
Dengan demikian cinta seharusnya berhenti ketika salah satu pihak menikah. Pernikahan adalah garis batas yang tegas untuk berhentinya cinta.
Cinta itu memiliki unsur waktu
Alangkah baiknya jika orang memiliki perasaan, lalu cocok hidup bersama, kemudian bisa menjalani hidup bersama. Cinta bisa dijalani hingga waktu yang pangjang, bahkan hingga mati.
Akan tetapi bisa salah satu meninggal, maka cinta itupun bisa ikut terkubur. Orang boleh memiliki cinta baru dan kemudian membangun pernikahan baru. Jika orang ditinggal mati pasangannya, lalu menikah lagi, akan tetapi masih terikat dengan mantan pasangan yang telah tiada, betapa malang orang yang diajak menikah itu.
Demikian pula cinta pun berhenti pada saat salah satu menikah.Jangan biarkan menyimpan perasaan itu berlama-lama. Dengan penuh kesadaran karena ingin membahagiakan maka melepaskan cinta itu. Jangan karena ingin membuat bahagia, tetapi tetap terus menyimpan perasaan itu. Sebagaimana dibahas di atas, hal itu akan membahayakan pernikahan ke duanya.
Dengan demikian cinta tidak bertahan selamanya. Hanya cinta di dalam pernikahan yang harus bertanhan selamanya. Cinta sebelum pernikahan berhenti ketika salah satu pihak menikah.
Cinta itu kesanggupan hidup bersama
Cinta yang sebenarnya dan teralisir dalam pernikahan, perlu disertai kesanggupan hidup bersama. Unsur penting dalam diri sendiri adalah kedewasaan hidup. Kedewasaan hidup ditunjukkan dengan sikap mendahulukan orang lain dan kesanggupan menerima orang lain.
Kesatuan dua pribadi tidak mudah. Latar belakang keluarga, pendidikan, pergaulan, dan temperamen, akan membentuk kepribadian seseorang. Perasaan tertarik seringkali tidak mencakup unsur-unsur tersebut. Banyak sekali orang yang semula begitu saling tertarik bahkan sepertinya sulit dilepaskan, namun akhirnya tidak mampu hidup bersama karena tidak mampu menerima satu sama lain.
Ada yang tidak mampu menerima cara pikir, kebiasaan-kebiasaannya, sikapnya terhadap uang, dsbnya. Ada juga yang tidak mampu menerima keluarga besarnya.
Jadi perasaan tertarik harus diteruskan belajar memahami kepribadian dan diuji apakah sanggup untuk menerimanya.
Jadi, apakah cinta sejati itu?


Sumber http://www.kompasiana.com/gunawansriharyono/cinta-sejati_5535af486ea8341620da432e


Tidak ada komentar:

Posting Komentar