Pages

Translate

Kamis, 30 Juni 2016

Bagaimana mencari kesempatan menulis?

Bagaimana Mencari Kesempatan Menulis?

Ditulis oleh: Richard Schneider

http://pelitaku.sabda.org/bagaimana_mencari_kesempatan_menulis

Saya sedang menulis buku, tetapi saya menemui kesulitan pada bagian akhir. Sulit untuk menyelesaikan puncaknya. Jika telepon tidak berdering atau sekiranya rumput tidak perlu dipangkas, saya sudah mencampakkan mesin ketik dan mulai tenggelam dalam muram durja, saya mengharapkan telepon berdering agar saya dapat melepaskan diri dari tugas akhir yang membosankan ini.

Akhirnya, saya mencium istri dan anak saya sambil mengucapkan selamat tinggal, mesin tik kumasukkan ke dalam bagasi mobil dan segera bergegas menuju Pennsylvania. Di sana ada sebuah pondok dari kayu, suasana sekeliling sepi. Di sanalah saya membenamkan diri selama dua hari dan bebas dari gangguan untuk menyelesaikan naskah yang belum selesai. Karena suasana hati yang tenang, saya yakin bahwa suatu ketika naskah itu akan selesai.

WAKTU ITULAH KUNCINYA

Tentu saja cara untuk menyelesaikan buku bukanlah selalu dengan cara seperti itu.

Setelah bertahun-tahun lamanya menulis buku di bawah berbagai ragam situasi, saya dapat memberikan beberapa hal yang tampaknya menolong saya selama ini.


Pertama-tama saya meminta pertolongan Tuhan agar membantu saya mengerjakan naskah dengan menggunakan mesin tik (komputer, red.). Saya percaya Tuhan dapat membantu saya.

Setiap hari, tetapkanlah waktu yang dapat Anda gunakan secara teratur untuk menulis dan tetaplah berpegang teguh atasnya. Mungkin waktu yang dapat Anda gunakan ialah pada petang hari ketika anggota keluarga menonton TV, tiga jam pada petang hari itu, atau pada waktu subuh ketika mereka belum bangun. Jangan tunggu sampai inspirasi datang. Saya sudah pernah menanti inspirasi dan menyediakan kertas kosong, saya lakukan itu berjam-jam lamanya untuk memulai sebuah cerita, usaha itu tidak berhasil.

Cara terbaik ialah menulis saat ada buah pikiran muncul. Sekali Anda telah membiasakan pikiran bergerak, maka Anda telah mengatasi kelesuan dan kelambanan berpikir, kemampuan Anda sudah terbentuk dan terwujud.

Kapan waktu yang terbaik untuk menulis? Pagi-pagi sekalikah? Pada waktu larut malam ketika semua sanak keluarga sudah tidur nyenyak? Setiap orang memunyai variasi yang beragam. Tetapi apabila Anda sudah menemukan saat yang tepat bagi Anda, gunakanlah kesempatan itu dan tetaplah melatih diri supaya tetap setia dengan waktu itu.

Yang amat penting ialah menentukan tujuan penulisan. Dorongan yang terbesar dalam penulisan ialah target yang hendak dicapai. Tiga halaman setiap hari? Sebuah artikel diselesaikan dalam tiga hari? Dan berjuanglah untuk mencapainya. Kalau Anda sudah memunyai tujuan, setan selalu membisikkan akal bulus kepada Anda, "Ah, tenang-tenang sajalah, toh Anda memunyai waktu cukup banyak."

Jangan ikuti bisikan yang demikian. Jika Anda merasa orang lain perlu membaca apa yang hendak Anda sampaikan dan mungkin menyentuh hati mereka, janganlah ditunda.

Sekadar contoh, apabila saya menulis sebuah buku, isi buku saya bagi dalam lima belas bab. Saya menetapkan waktu bagi setiap bab. Dua minggu satu bab? Baiklah, jadi waktu yang saya perlukan tiga puluh minggu. Lalu ada beberapa yang dapat saya selesaikan dalam satu minggu, tetapi untuk bab yang sulit mungkin diperlukan lebih banyak waktu dan itulah yang saya gunakan untuk bab yang sulit itu. Untuk menyelesaikan naskah Anda, buatlah jadwal tambahan beberapa minggu itu sebagai selingan untuk mengadakan perjalanan misalnya, atau menerima tamu yang tidak terduga, atau peristiwa-peristiwa penting lainnya.

Yang jelas Anda memunyai "deadline" atau batas waktu. Umumnya para penulis mengerjakan tugasnya yang terbaik pada saat dia harus menghadapi hal itu saja.

Ketika Anda mengerjakan tulisan itu, janganlah terlalu banyak merisaukan perasaan-perasaan Anda sendiri, yang memengaruhi diri Anda. Salah satu dari antara tulisan saya yang terbaik, saya tulis ketika saya merasa miskin bahan. Pada kesempatan lain, ketika bahan cerita atau prosa sedang mengalir dengan deras dan saya merasa seperti Hemingway, justru kisahnya menjadi acak-acakan. Jika Anda merasa bahwa Anda berjuang menempuh jurang yang dalam, bekerja keraslah dan pandang ke depan, lakukan yang terbaik yang dapat Anda lakukan. "Apa saja yang dapat Anda lakukan, lakukanlah dengan segenap hati."

Mari kita hadapi. Masing-masing kita memunyai waktu untuk menulis, yang dapat kita sisipkan di antara jam kerja, tetap dengan tanggung jawab pribadi yang diberikan kepada kita. Dan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena pekerjaan yang kita gumuli setiap hari justru memerkaya warna dan latar belakang karya kita, umumnya yang ada kaitannya dengan pembaca karya kita sendiri.

Berusaha dan berdoalah agar Anda memunyai waktu yang cukup banyak, yah, begitulah yang seharusnya. Tetapi bilamana ada interupsi, janganlah menangisinya. Mungkin justru itulah pelajaran yang bagus bagi Anda untuk menghadapi masalah yang lain.

Diambil dan diedit seperlunya dari:







Judul buku: Bagaimana Menjadi Penulis yang SuksesJudul artikel: Bagaimana Mencari Kesempatan Menulis?Penulis: Richard SchneiderPenerjemah: Wilson NadeakPenerbit: Sinar Baru Algensindo, Bandung 2001Halaman: 63 -- 65


Tidak ada komentar:

Posting Komentar