Pages

Translate

Rabu, 22 Maret 2017

Buat kamu yang bosan dgn pertanyaan “Kapan Nikah?”

Buat kamu yang bosan dgn pertanyaan “Kapan Nikah?”

Blog yesHeis
Marlena V.Lee

Dalam setiap hari raya, biasanya ada tradisi kumpul keluarga, entah itu imlek, natal atau hari raya besar lainnya. Sewaktu saya kecil, acara kumpul-kumpul ini terasa menyenangkan. Namun begitu saya beranjak dewasa, rasanya saya semakin malas saja mengikutinya. Alasannya? Tentu saja, tak lain dan tak bukan karena pertanyaan legendaris yang memenya bertebaran ribuan versi di dunia maya: “Kapan nikah?” 

Yah, meski biasanya kita berhasil memasang senyum termanis dan menanggapi dengan canda, tidakkah di dalam sini (baca: hati) rasanya mak-jleb?

Namun, tahun ini ada yang berbeda. Sebelum berangkat ke rumah saudara, Mama mengajak saya berkunjung ke rumah seorang oma yang dua puluh tahun lalu sempat mengajari saya di Sekolah Minggu. Saat sedang mengobrol, tiba-tiba si Oma bertanya, “Kapan kamu ngundang Oma?”

Haduh, dasar nasib, emang pertanyaan keramat satu itu enggak bakal bisa dihindari ke mana pun para single pergi. Lalu saya pun memberikan jawaban standar, “Belum ada calonnya, Oma, doakan, ya.” Sambil mempertahankan senyum, saya bersiap-siap menerima wejangan. You know, petuah semacam: jangan picky, ingat umur, pasti kamu kurang usaha, coba deh kamu dandan dikit, atau… mungkin kamu perlu sulam alis.

“Wah…” Si Oma mulai berbicara kembali. Here we go. Mari kita tahan napas sedikit…
“…pasti Tuhan sudah siapkan kamu untuk Ishak.”

Hah? Apa? Apa katanya?  

“Tenang, waktu Tuhan tidak pernah salah. Yang penting kamu ikutin saja tuntunan Roh Kudus. Sama kayak Ribka yang mengikuti hamba yang diutus Abraham. Hamba itu perwakilan Roh Kudus, kalau kamu ikutin, pasti kamu akan bertemu Ishak. Jangan sembarangan mau ya. Harus diuji. Semua harus diuji dulu, tanya ke Tuhan, apa benar dia jodohmu.”

Coba kita renungkan, si Oma ini benar banget loh. Tidak ada yang salah dengan menjadi single. Kalau sampai sekarang kita belum juga bertemu dengan si dia, bukan berarti ada yang kurang dari kita. Bukan berarti kita minim berusaha juga. Lagipula, tidak ada yang tahu seberapa besar usaha kita, kan? Biarkan saja orang mau berkata apa. Perkara lajang-melajang ini bukanlah urusan mereka, tetapi pribadi kita dengan Tuhan. Jangan karena terpengaruh omongan sekitar, kita panik melirik kanan dan kiri, lalu main sambar siapa saja.

Justru, respon yang tepat, dan yang sedang Tuhan tunggu dari kita adalah mengikuti tuntunan-Nya. Arahkan titik pandang kita hanya kepada Tuhan, dan berjalanlah mengikuti-Nya, maka kita pun akan sampai di titik di mana kita akan bertemu dengan Ishak kita, atau Ribka kita.

Percayalah, status single bukanlah sesuatu yang memalukan bin mengenaskan. Malah sebetulnya, waktu-waktu  single kita adalah saat penuh berkat. Masa di mana Tuhan membentuk kita agar kita benar-benar siap memasuki jenjang pernikahan.

Btw, kata-kata si Oma belum selesai loh. Beliau melanjutkan dengan, “Kalau memang kamu sudah sampai pada waktunya Tuhan, semua penghalang akan Tuhan angkat, dan tidak ada sesuatu atau siapa pun yang dapat menghalangi kamu bersatu dengan Ishak-mu.”

Ya, saat Tuhan sudah memandang kita siap, semua akan berjalan sebagaimana mestinya. Meski terkadang bayangan bertemu dengan seseorang yang sudah Tuhan persiapkan bagi kita terasa semakin jauh, tetapi kita boleh yakin bahwa Dia telah menuliskan kisah cinta terindah khusus bagi setiap kita. Persis seperti ketika Ishak bertemu dengan Ribka, tidak pakai waktu yang lama, mereka saling jatuh cinta dan menikah. Indeed, all is well in God’s will. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar