Pages

Translate

Kamis, 19 April 2018

Hal-Hal Yang Saya Syukuri Tatkala Masih Melajang


1. Bergantung sepenuhnya kepada Tuhan
Ketika kita diizinkan untuk belum memiliki pasangan, Tuhan ingin kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Bayangkan jika kita sejak remaja sudah berpasangan, kemungkinan untuk bergantung kepada pasangan itu lebih besar daripada orang yang sudah terbiasa sendirian. Ada temanku yang memiliki pacar sejak remaja, temanku mengakui dia tidak dapat hidup single dalam kurun waktu lama. Jadi ketika dia diputuskan oleh A, dia segera berpacaran dengan B. Lalu setelah putus dari B, temanku mencari penggantinya yaitu C dalam kurun waktu yang sangat singkat, hanya dalam hitungan hari saja. Betapa ironis. Kita harus menyadari bahwa akan selalu ada ruang kosong dalam hati kita yang takkan bisa diisi oleh siapaun, kecuali Sang Pencipta. Rumus keutuhan dariku: Tuhan+lelaki= 100%. Tuhan+wanita=100%. Tuhan+lelaki+wanita=100%.
2. Berani beriman meskipun belum melihat
Aku percaya bahwa iman itu tidak bertumbuh dalam waktu semalam. Untuk mengimani bahwa janji Tuhan itu ya dan amin, kita memerlukan anugerah dari Tuhan Yesus Kristus dan proses hidup yang panjang. Lika-liku hidup ini mungkin terasa begitu curam dan berat untuk dihadapi, namun bersama dengan Kristus, tidak ada yang mustahil. Kasih setia Tuhan takkan pernah berubah. Kekhawatiran tidaklah mengubah apapun (Mat. 6:27). Semua masalah yang ada membuat kita makin dekat dengan Tuhan. Tuhan jauh lebih besar daripada semua masalah kita. Ketika Allah memanggil Abraham ke negeri yang tidak diketahuinya, Abraham taat. Iman membuat kita berani melangkah sesuai rencana Tuhan sebab kita sadar rencana-Nya adalah yang terbaik untuk kita (Rm. 8:28). Tetap bersyukur dan bersukacita dalam segala hal. Belajar dari kejadian-kejadian di masa lalu.
3. Fokus pada panggilan Tuhan
Masa lajang memberikan kepada kita waktu untuk merenungkan dan menemukan panggilan Tuhan dalam hidup ini. Setidaknya pasti ada minimal satu talenta khusus yang kita miliki. Talenta itu berkembang atau tidak tergantung pada kita, seperti yang terjadi dalam perumpamaan talenta. Hidup kita tidak boleh sembarangan, harus penuh tanggung jawab kepada Sang Pencipta. Tidak perlu berusaha untuk dilihat, dipuji, dan diperhatikan orang lain. Tetap jadi diri sendiri, berada di ladang yang Tuhan sudah percayakan, dan melayani Tuhan dengan memberikan yang terbaik bagi-Nya. Tuhan melihat hati kita. Panggilan bukanlah tentang kelayakan, namun kemauan untuk dipakai Tuhan mempermuliakan nama-Nya.
4. Belajar pengembangan diri
Sendirian membuat kita bisa fleksibel, tanpa ada anak dan pasangan kita bisa bebas pergi ke mana pun sesuka hati sebab belum ada beban. Kita bisa belajar memasak, berdamai dengan masa lalu, memecahkan masalah, mengikuti seminar, kursus bahasa asing/ keterampilan-keterampilan baru, kegiatan sosial, olahraga baru, piknik, menyembuhkan luka, melatih karakter (hidup mandiri, sabar, kuat, pantang menyerah), dan masih banyak lagi.
5. Belajar menetapkan standar dan merespons orang dengan benar
Saat lajang, akan ada banyak lawan jenis yang mendekati kita. Tidak semua harus kita respons. Hanya kandidat-kandidat yang memiliki kriteria-kriteria utama saja yang perlu kita kenali lebih jauh. Putri Raja harus memiliki standar yang sesuai dengan kebenaran. Single doesn’t mean available at all. Apa saja sih kriteria utama yang wajib dimiliki pasangan? Orang yang sudah sungguh-sungguh bertobat, mengejar pertumbuhan, mau tunduk kepada Allah, dan saling melengkapi dalam mendukung panggilan Tuhan. Jika di luar itu, kita berteman saja. Mati satu, tumbuh satu. Selain merespons lawan jenis, kita juga belajar merespons keluarga dan teman yang menanyakan status lajang. Tidak semua perlu dijelaskan. Harus berhikmat dalam menjawab mereka.

Tulisan ini pernah dipublikasi di Majalah Ebenhaezer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar