1. Bergantung sepenuhnya kepada
Tuhan
Ketika kita diizinkan untuk belum
memiliki pasangan, Tuhan ingin kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.
Bayangkan jika kita sejak remaja sudah berpasangan, kemungkinan untuk
bergantung kepada pasangan itu lebih besar daripada orang yang sudah terbiasa
sendirian. Ada temanku yang memiliki pacar sejak remaja, temanku mengakui dia
tidak dapat hidup single dalam kurun waktu lama. Jadi ketika dia diputuskan
oleh A, dia segera berpacaran dengan B. Lalu setelah putus dari B, temanku
mencari penggantinya yaitu C dalam kurun waktu yang sangat singkat, hanya dalam
hitungan hari saja. Betapa ironis. Kita harus menyadari bahwa akan selalu ada
ruang kosong dalam hati kita yang takkan bisa diisi oleh siapaun, kecuali Sang
Pencipta. Rumus keutuhan dariku: Tuhan+lelaki= 100%. Tuhan+wanita=100%.
Tuhan+lelaki+wanita=100%.
2. Berani beriman meskipun belum
melihat
Aku percaya bahwa iman itu tidak
bertumbuh dalam waktu semalam. Untuk mengimani bahwa janji Tuhan itu ya dan
amin, kita memerlukan anugerah dari Tuhan Yesus Kristus dan proses hidup yang
panjang. Lika-liku hidup ini mungkin terasa begitu curam dan berat untuk
dihadapi, namun bersama dengan Kristus, tidak ada yang mustahil. Kasih setia
Tuhan takkan pernah berubah. Kekhawatiran tidaklah mengubah apapun (Mat. 6:27).
Semua masalah yang ada membuat kita makin dekat dengan Tuhan. Tuhan jauh lebih
besar daripada semua masalah kita. Ketika Allah memanggil Abraham ke negeri
yang tidak diketahuinya, Abraham taat. Iman membuat kita berani melangkah
sesuai rencana Tuhan sebab kita sadar rencana-Nya adalah yang terbaik untuk
kita (Rm. 8:28). Tetap bersyukur dan bersukacita dalam segala hal. Belajar dari
kejadian-kejadian di masa lalu.
3. Fokus pada panggilan Tuhan
Masa lajang memberikan kepada
kita waktu untuk merenungkan dan menemukan panggilan Tuhan dalam hidup ini.
Setidaknya pasti ada minimal satu talenta khusus yang kita miliki. Talenta itu
berkembang atau tidak tergantung pada kita, seperti yang terjadi dalam
perumpamaan talenta. Hidup kita tidak boleh sembarangan, harus penuh tanggung
jawab kepada Sang Pencipta. Tidak perlu berusaha untuk dilihat, dipuji, dan
diperhatikan orang lain. Tetap jadi diri sendiri, berada di ladang yang Tuhan
sudah percayakan, dan melayani Tuhan dengan memberikan yang terbaik bagi-Nya. Tuhan
melihat hati kita. Panggilan bukanlah tentang kelayakan, namun kemauan untuk
dipakai Tuhan mempermuliakan nama-Nya.
4. Belajar pengembangan diri
Sendirian membuat kita bisa
fleksibel, tanpa ada anak dan pasangan kita bisa bebas pergi ke mana pun sesuka
hati sebab belum ada beban. Kita bisa belajar memasak, berdamai dengan masa
lalu, memecahkan masalah, mengikuti seminar, kursus bahasa asing/
keterampilan-keterampilan baru, kegiatan sosial, olahraga baru, piknik, menyembuhkan
luka, melatih karakter (hidup mandiri, sabar, kuat, pantang menyerah), dan
masih banyak lagi.
5. Belajar menetapkan standar dan
merespons orang dengan benar
Saat lajang, akan ada banyak
lawan jenis yang mendekati kita. Tidak semua harus kita respons. Hanya
kandidat-kandidat yang memiliki kriteria-kriteria utama saja yang perlu kita
kenali lebih jauh. Putri Raja harus memiliki standar yang sesuai dengan
kebenaran. Single doesn’t mean available
at all. Apa saja sih kriteria utama yang wajib dimiliki pasangan? Orang
yang sudah sungguh-sungguh bertobat, mengejar pertumbuhan, mau tunduk kepada
Allah, dan saling melengkapi dalam mendukung panggilan Tuhan. Jika di luar itu,
kita berteman saja. Mati satu, tumbuh satu. Selain merespons lawan jenis, kita
juga belajar merespons keluarga dan teman yang menanyakan status lajang. Tidak
semua perlu dijelaskan. Harus berhikmat dalam menjawab mereka.
Tulisan ini pernah dipublikasi di Majalah Ebenhaezer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar