Merawat Kehidupan: Perjuangan Tak Henti Meraih
Sukacita
Penulis:
Susan S. Phillips
Penerbit: Literatur Perkantas
Ukuran: 15x
23 cm
Cetakan: I, tahun 2017
Tebal: 241
halaman
“Mari kita membuka mata kita,” kata Susan
S. Phillips beberapa menit setelah para
peserta retret memejamkan mata dan
membuka tangan kanan ke atas.
Saya merasa canggung saat menutup mata cukup lama dalam suasana hening, namun senang
saat membuka mata dan menemukan permen kecil dalam tangan saya. Cara Susan memimpin
retret The Cultivated Life pada 21-22 Juni 2017 ini berbeda dari retret-retret lain karena diselingi
dengan beberapa praktik. Buku Merawat
Kehidupan (terjemahan
karya Susan S. Phillips
The Cultivated Life dalam bahasa Indonesia) membuat kita belajar mengenai berbagai macam disiplin unik yang
sering terlupakan dalam kehidupan sehari-hari: mendengarkan secara
kontemplatif, memelihara hari Sabat, lectio
divina, dan bimbingan rohani. Pada era modern ini tuntutan pekerjaan dan
kecanggihan teknologi mengganggu perhatian dan relasi.
Sirkus (hiruk pikuk dan kemunafikan) sering kali
mendominasi kehidupan sehingga irama taman kabur. Allah adalah Sang Pemelihara
Jiwa. Tuhan merawat hidup kita seperti taman. Disiplin rohani menumbuhkan kasih
kita kepada Allah, diri sendiri, dan orang lain. Buku ini mengingatkan kita
untuk meninggalkan sirkus, mengarahkan diri kepada Tuhan dan diri sendiri yang
terdalam serta orang lain. Susan berharap pembaca dapat mengalami pembentukan
oleh anugerah Allah yaitu taman yang diairi (Yes. 58: 11) dan ranting yang
melekat pada pokok anggur (Yoh. 15: 1) melalui retret dan bukunya. Bak spons menyerap
air dalam wadah, anugerah Allah mengisi hidup kita sehingga Tuhan menopang
hidup kita senantiasa.
Sabat adalah hari perhentian. Berhenti secara
teratur dan beristirahat, menata ulang energi dan otak untuk berfokus
pada hal yang penting. Sabat
menyadarkan kita bahwa dunia ini adalah milik Allah, bukan milik kita. Sabat merupakan tanda
perjanjian, waktu kudus untuk mengingat
janji kesetiaan Allah. Memelihara Sabat
membutuhkan disiplin dan
kemauan untuk membuka diri serta hati kepada Tuhan dan sesama.
Mendengarkan sama dengan menerima anugerah
Allah dengan hati terbuka. Mendengarkan juga merupakan wujud doa pribadi dan
berbagi dengan orang lain. Berseru, terbuka, dan menerima merupakan relasi hati
yang mengacu pada perawatan kehidupan manusia sehingga kita dapat menjadi pohon
berjalan. Peserta retret merasa sulit untuk diam mendengarkan lawan bicara
tanpa menyela dengan pertanyaan. Meskipun aneh, namun hal ini menolong kita
untuk belajar menanti dengan sabar.
Firman Tuhan takkan pernah sia-sia, tetapi
berhasil melaksanakan kehendak-Nya (Yes. 55: 10-11). Ayat-ayat Alkitab dapat dihayati
dalam nyanyian dan lectio divina (renungan
dan doa sesuai firman Tuhan). Relasi kita dengan Allah dan orang lain
memerlukan waktu dan usaha yang teratur untuk perawatan rohani.
Susan meminta peserta retret memejamkan
mata dan membuka tangan kanan ke atas beberapa menit dalam retret The Cultivated Life. Lalu
beliau membagikan satu objek kecil ke masing-masing peserta satu per satu. Ada perasaan takut, aneh, tidak sabar
ingin segera membuka mata, penasaran, dan takut terlewati yang berkecamuk dalam benak
para peserta. Hal ini merujuk
pada Mzm. 46: 10
"Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara
bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!" Seringkali kita sulit untuk membuka
hati dan merasa canggung seperti praktik membuka tangan ini, rasa tidak nyaman
untuk menerima dan memupuk ikatan dengan Allah bergejolak dalam hati kita. Disiplin
rohani memerlukan komitmen dan
kesetiaan, pikiran diarahkan untuk apa dan siapa.
Pembimbing rohani menjadi gembala penolong/
perawat taman yang menemani kita dalam perjalanan iman dan mengarahkan diri
pada karya Allah. Bimbingan rohani termasuk anugerah Tuhan yang teratur, bukan
hanya pada satu musim saja. Pendengar rohani ini memberikan perhatian penuh
kasih dan bimbingan supaya murid dapat mendengarkan Allah dan diri sendiri.
Pada akhir hidup kasih dan relasi menjadi
bagian terpenting. Persahabatan termasuk kedekatan emosi yang memerlukan
perhatian dan waktu melalui keterbukaan dan komunikasi penuh empati. Hubungan
ini memperkaya hidup, membangun karakter, mengubah komunitas dan dunia. Sahabat
menolong untuk mengerti isi hati dan menjadi diri yang dibentuk Allah, penuh
buah Roh, dan sukacita. Akhir kata, buku Merawat Kehidupan sangat bermanfaat
untuk dibaca oleh segala usia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar