Pages

Translate

Sabtu, 17 Januari 2015

KETIKA SAYA MENULIS CERITA CINTA

Ketika SAYA menulis cerita cinta

by Lia
http://majalahpearl1.blogspot.in/2015/01/ketika-saya-menulis-cerita-cinta.html?m=1
Setiap kita pasti rindu untuk memiliki kisah cinta yang ‘unik’ dan ending dengan sebuah pernikahan yang bahagia. Namun gak sedikit yang mimpinya kandas di tengah jalan alias di-PHK (Putus Hubungan Kasih) sama sang pacar. Saya salah satu orang yang ngalamin kegagalan cinta tersebut.
Umur 13 tahun saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dan belajar buat hidup TOTAL RADIKAL buat Tuhan. Di gereja lokal tempat saya lahir baru dan bertumbuh diajar dengan prinsip LSD (Love Sex Dating) yang kuat dan sayapun membuat komitmen: saya tidak mau PACARAN (coba-coba), saya mau courtship, bangun hubungan serius dengan 1 orang dan komitmen untuk menikah dengannya. 
 
Masa-masa ABG sayapun ‘lulus’ tanpa pacar-pacaran sekalipun godaan begitu kuat buat punya ‘pacar’. Saya begitu cinta dan tergila-gila sama Tuhan dan juga rindu melayani Dia. Saya pengen kuliah theologia, menghabiskan waktu melayani Tuhan dan menjadi misionaris. Umur 19 tahun saya ‘jatuh cinta’ dengan salah satu sahabat saya, dia begitu luarbiasa mengasihi Tuhan dan kami punya mimpi yang sama! Punya hati misi dan rindu adopsi anak. Persahabatan kami begitu indah, we shared not only laughter but also tears. Kami tidak bergaul secara ekslusif karena kami tau nilai-nilai pergaulan lawan jenis. Kami selalu pergi dalam kelompok, tidak pernah berduaan.

Suatu kali dia bilang kalo dia bermimpi saya dan dia bergandengan tangan melewati jembatan dengan menggandeng tangan seorang anak perempuan. Dia bilang saat itu saya beda banget penampilannya dengan diri saya waktu itu (pas masih 19 tahun) rambut saya panjang, saya terlihat lemah lembut (padahal aslinya pecicilan, huehehehehe) dan saya tersenyum manis sekali ke dia. Itu seperti mimpi ‘masa depan’. Dari ngobrol-ngobrol mimpi, akhirnya, kami berdua jadi ngungkapin feeling masing-masing yang selama ini kami sembunyikan dan intinya kami berdua pengen SERIUS, lebih daripada sekedar bersahabat. 


Sebenarnya saya punya janji di hadapan Tuhan buat engga bakal think about PH sebelum umur 20 tahun dan dia pun tahu tentang hal itu. Tapi karena saat itu rencana saya ingin kuliah theologia di Sebuah STT di Bandung (sampai saya uda ikut test segala ke sana) yang artinya bakalan ‘ninggalin Jakarta (plus dia juga), kami jadi terlalu emosional buat skip proses cari kehendak Tuhan buat hubungan kami. Saya berpikir, saya uda cukup kenal dia dan keluarganya dan saya sangat sayang, respect, suka sama dia. Kami punya mimpi yang sama. Dalam pelayanan pun kami saling dukung. Kalo ngomong soal Firman Tuhan juga nyambung. Apa salahnya????
Hubungan kami pun berubah sejak kami saling menyatakan perasaan masing-masing. Kami mulai ngomongin soal kapan pengen menikah, mau punya berapa anak dan membangun mimpi-mimpi kami. Meskipun secara ‘usia’ kami masih muda, jangan pikir kami ‘cinta monyet’ tanpa planning. Both of us uda tau dan ngerti tentang LSD values, kami juga melayani di gereja lokal dan menjadi pemimpin komunitas sel. Bahkan saat itu juga saya sedang mulai semester pertama saya di sebuah STT di Jakarta (planning berubah deh gak jadi pindah yah gara-gara si ehem).
Bulan demi bulan berlalu dan siapa yang sangka hubungan persahabatan yang tadinya indah, saling support en membangun berubah jadi hubungan yang gak sehat, kompromi nilai-nilai kekudusan, penuh konflik en saling melukai? Saya banyak melukai dia dengan kata-kata saya ketika dia mengecewakan saya. Kami pun sadar bahwa hubungan kami ‘gak bagus’, kami gak fokus ke Tuhan dan kompromi sama dosa. Kami gak pernah jatuh dalam free seks, kissing-pun tidak tapi JELAS ada dosa kecemaran/ketidakudusan dalam hubungan kami yang buat kami tertuduh. Dan ada banyak hal yang belum Tuhan proses dan pulihkan dalam diri kami masing-masing yang buat kami berdua sadar, kami gak siap buat hubungan ini.
Akhirnya saya memutuskan untuk berteman biasa saja sekalipun secara HATI gak bisa dipungkiri kalo saya masih sangat sangat sayang sama dia. Waktu itu saya banyak ‘breakthrough’ ketika membaca I KISSED DATING GOODBYE-nya Joshua harris, dia bilang ‘bahkan orang YANG TEPAT pun kalo di WAKTU yang GAK TEPAT bakal ruin your life(lupa kata2 spesifiknya gimana tapi intinya gitu). Kita kudu nunggu ORANG yang tepat, di SAAT yang tepat, di TEMPAT yang tepat. Kalau waktunya GAK TEPAT, itu sama kayak kita memetik en memakan buah yang masih ‘asam’, gak enak!
Kami tetap berteman namun dengan batasan-batasan yang secara pribadi kami buat. Waktu itu saya masih mengharapkan someday kami bisa bersama lagi. Susah sekali buat saya ‘melupakan’ dia dan kebersamaan kami. Saya pun bilang sama Tuhan, kalo gak sama dia, saya gak mau menikah. Cuma mau sama dia. Konyol kalo dipikir-pikir sekarang, hehehe, tapi begitulah saya. 3 tahun kemudian, dia cerita ke saya kalau dia tertarik dengan cewek lain. Waktu dengar hal itu, rasanya ‘hancur’ dunia saya tapi saya tetap bisa menyembunyikan perasaan itu. Dia tanya pendapat saya tentang cewek itu. Kebetulan saya tidak kenal dekat tapi saya tau dia cewek yang baik. Intinya saya kasih blessing kalo dia mau mulai berhubungan dengan cewek itu. Dan akhirnya dia jadian. Kami masih bersahabat cukup dekat sehingga dia masih bisa cerita progress hubungannya dengan cewek itu. Tapi jujur itu SANGAT BERAT buat saya sampai akhirnya saya bilang ke dia, “Apapun dalam hidup lo yang lo mau share, gue mau denger tapi tolong jangan cerita tentang hubungan lo sm dia.”

Selama ini dia orang yang paling nyaman untuk saya ceritakan pergumulan hidup saya khususnya tentang keluarga. Sepertinya gak ada orang
lain yang bisa ‘mengerti’ dan ‘memahami’ perasaan saya kecuali dia. Kami punya background keluarga yang mirip-mirip, keluarga yang gak harmonis. Saya masih mau jadi ‘tempat’ buat dia bisa berbagi uneg-unegnya di dalam keluarga. Saya juga enjoy berteman dengan dia. He is my bestfriend yang saya harap bisa spend life and grow together with him! Dan saya mau bener-bener mau lihat dia bahagia dan kalo memang bukan saya orangnya ya udah, saya mau release. Tapi di sisi lain, saya kecewa juga! Saya merasa dia secepat itu ‘melupakan’ saya, posisi saya tergantikan di hatinya. Padahal kalo dipikir-pikir 3 tahun bukan waktu yang ‘cepat’ juga yah ;p 


Menuliskan kisah ini tidak lagi ‘berat’ buat saya karena saya tahu ada VICTORY dan pemulihan di dalam hati dan roh saya yang Tuhan sudah kerjakan. Tapi prosesnya begitu rumit, panjang, penuh air mata dan butuh komitmen kuat buat MOVE ON. Buat release setiap hal yang saya pegang erat-erat. Buat belajar mengasihi Tuhan lebih dari impian saya bersamanya. Buat PERCAYA bahwa Tuhan akan berikan yang TERBAIK buat saya sekalipun saat itu saya KEKEUH bilang kalo saya gak mau yang lain, buat saya dia yang TERBAIK dan kalo ada banyak yang LEBIH BAIK pun dari dia, saya tetep gak mau! Huehehehehehe… konyoooool banget kalo mikir tahun-tahun itu. Saya hampir gila gara2 cinta! Tapi Tuhan bener-bener baik yah… TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya ( Mazmur 34:18 )
Masa-masa itu, saya banyak dibentuk Tuhan, disingkapkan banyak hal dalam diri saya yang belum pulih dan ‘bahaya’nya apa kalau saya jadi sama dia. Saya semakin sadar bahwa saya MASIH BELUM SIAP buat yang namanya HUBUNGAN KOMITMEN. Luka-luka dalam keluarga, ketakutan dan trauma yang saya alami butuh disembuhkan. Saya butuh deal sama Tuhan dengan hal-hal itu dulu. Tuhan bawa saya bertumbuh, bertumbuh mengenal hatiNya, mempercayai Dia dan mengasihi Dia. Saya terpikat lagi oleh kasih Tuhan yang luarbiasa, unchangeable and unconditional.
For I know the plans I have for you,” declares the LORD, “plans to prosper you and not to harm you, plans to give you hope and a future. (Jer 29:11)

Saya inget malem-malem saya sering nangis, berdoa,
ask for His strength supaya saya gak jadi ‘pahit’ or kecewa dengan apa yang terjadi, minta Tuhan pulihin hati saya, bawa saya move on, ajarin saya buat PERCAYA bahwa saya bisa lewatin masa-masa itu.
Ada 1 lagu yang bener-bener berkesan banget buat saya, saya sering nyanyiin lagu ini dulu pas masa-masa brokenheart.. lagunya Doen Moen:

Lord You seem so far away
A million miles or more it feels today
And though I haven't lost my faith,
I must confess right now that it's hard for me to pray.

But I don't know what to say and I don't know where to start
But as you give the grace with all that's in my heart
I will sing
I will praise even in my darkest time through the sorrow and the pain
I will sing, I will praise
Lift my hands to honor You because Your word is true. I will sing

Lord is hard for me to see all the thought
and plan You have for me

But I will put my trust in You Lord
will meet Your guide to set me free
But I don't know what to say and
I don't know where to start
But as you give the grace
with all that's in my heart

I will sing.
I will praise even in my darkest time through the sorrow and the pain.
I will sing, I will praise
Lift my hands to honor You because Your word is true, I will sing
Ya, saya percaya bahwa Tuhan punya RENCANA INDAH buat saya sekalipun saya pernah ruined my life dengan brusaha ‘menulis cerita cinta’ saya sendiri. Saya percaya apabila ada PERTOBATAN sungguh-sungguh dan hati yang REMUK, Dia gak bakal menutup telinga. TanganNya segera memeluk dan membawa saya dalam dekapanNya.
Girls, Tuhan perlu WAKTU untuk ‘membentuk’ Hawa and in His PERFECT time, Tuhan sendiri yang membawa (mempertemukan) ‘Hawa’ dengan Adam. Percayalah, di saat YANG TEPAT, Dia yang akan mengatur dalam ‘kalender penjadwalan hubungan’mu! Sama seperti ketika Tuhan ‘mempertemukan’ saya dengan Mike (suami saya) dan menulis ‘cerita cinta’ buat saya.
All we need to do is to TRUST HIM and BE STILL!KK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar